Info Papua

Jejak Perang Dunia II di Biak, Pemerintah Jepang Repatriasi Ratusan Kerangka Tentara

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari permintaan Pemerintah Jepang untuk memulangkan jenazah para tentara mereka.

Editor: Lidya Salmah
Tribun-Papua.com/Fiona Sihasale
REPATRIASI KERANGKA ORANG JEPANG- Tampak Wabup Biak Numfor Jimmy Carter R Kapisa pimpin pertemuan bersama Pemerintah Pusat melalui Kementrian Kebudayaan RI mendampingi tim perwakilan pemerintah Jepang. Foto: Tribun-Papua.com/Fiona Sihasale 

TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, BIAK-  Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, bersama Kementerian Kebudayaan RI, mendampingi tim perwakilan Pemerintah Jepang dalam pertemuan penting terkait repatriasi kerangka tentara Jepang yang gugur pada Perang Dunia II di Biak, Papua.

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari permintaan Pemerintah Jepang untuk memulangkan jenazah para tentara mereka.

Valentinus Triwijaya Atmoko, Pamong Budaya dari Kementerian Kebudayaan RI, menjelaskan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk memperpanjang nota kesepahaman (MoU) dengan Pemerintah Daerah Biak Numfor terkait proses repatriasi.

Baca juga: Sembilan Tokoh Terpilih Jadi Anggota Dewan Pers 2025-2028, Ada Nama CEO Tribun Network

Fokus utama saat ini adalah penggalian informasi dan data terkait laporan masyarakat mengenai penemuan sekitar 350 hingga 400 kerangka tentara Jepang di area Monumen Paray, Bosnik, dan Goa Jepang Kampung Binsari.

"Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, tim dari Pemerintah Jepang dan Pemerintah Pusat mendatangkan ahli arkeometri. Mereka akan melakukan pengecekan langsung di lapangan melalui analisis morfologi, morfometrik, dan bahkan analisis DNA untuk memastikan identitas kerangka tersebut," ujar Valentinus, Sabtu (8/3/2025).

Baca juga: Dinilai Rasis, Pernyataan Ketua Pansel DPRP Papua Pegunungan Dikecam Mahasiswa Tolikara

Valentinus juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemda Biak Numfor dalam upaya repatriasi ini.

"Kami melihat Pemda Biak sangat mendukung upaya ini. Kami berterima kasih kepada Wakil Bupati, Bapak Jimmy, yang hadir langsung dalam pertemuan ini. Program ini akan terus berlanjut karena Pemerintah Jepang berkomitmen untuk melakukan program serupa setiap tahun di Biak," tuturnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Biak Numfor, Jimmy Carter R Kapisa, menyambut baik misi kemanusiaan dari Pemerintah Jepang.

"Sesuai data Pemerintah Jepang, sekitar 10.000 tentara Jepang gugur di Biak pada Perang Dunia II. Namun, baru sekitar 4.000 yang ditemukan. Oleh karena itu, pencarian terus dilakukan," ungkapnya.

Baca juga: Gubernur Nawipa Ingin Wajah Baru Kota Nabire Sentuhan Gaya Amerika

Ia berharap, penemuan kerangka ini dapat menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan lokal dan mancanegara, khususnya dari Jepang. "

"Tim forensik akan menggunakan beberapa indikator untuk membedakan kerangka tentara Jepang dan warga Biak. Jika kerangka tersebut milik warga Biak, akan dikembalikan kepada keluarga dengan syarat yang disepakati, termasuk kompensasi dari Pemerintah Jepang," terang Jimmy.

Dirinya juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat adat di Kampung Binsari Goa Jepang, Paray, dan sekitarnya yang telah menjaga dan melindungi kerangka tentara sebagai bagian dari warisan sejarah Perang Dunia II dan destinasi pariwisata di Biak.

Baca juga: PAULUS WATERPAUW: Kelarkan Ujian Proposal Disertasi S3 UI Bertema NilaI Pancasila, Raih Nilai A

Diketahui, Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia, melalui Pemda Biak, telah disepakati sejak 2019 dan diperpanjang setiap tiga tahun.

Perpanjangan kerja sama ini tidak hanya berfokus pada repatriasi kerangka, tetapi juga membuka peluang bantuan lain dari Pemerintah Jepang untuk Biak Numfor. (*)

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved