TMMD ke 124 Kodim 1710 Mimika
Jembatan Harapan di Ujung Mimika: Kisah Nyata Bakti Prajurit TNI Membangun Hati Rakyat Pigapu
TMMD ini bukan hanya tentang pembangunan fisik dan pemberdayaan, tetapi juga tentang mempererat tali silaturahmi dan toleransi.
Penulis: Lidya Salmah | Editor: Lidya Salmah
Laporan Jurnalis Tribun-Papua Tengah, Lidya Salmah
TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, TIMIKA- Di tengah hamparan tanah Papua yang luas, di sebuah kampung bernama Pigapu, Distrik Iwaka, Mimika, Papua Tengah, sebuah kisah tentang sinergi, harapan, dan kemanusiaan sedang terukir.
Bukan sekadar proyek pembangunan fisik, namun ini adalah perwujudan nyata dari program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 yang digelar oleh Kodim 1710/Mimika, sebuah inisiatif yang menyentuh relung hati masyarakat.
Sentuhan Tulus di Balik Upacara Adat

Hari itu, Selasa (6/5/2025), Kampung Pigapu diselimuti suasana sakral.
Rombongan Bupati Mimika, Johannes Rettob, bersama Dandim 1710/Mimika, Letkol Inf M Slamet Wijaya, dan jajaran Forkopimda, disambut hangat oleh prosesi adat Sasi yang penuh makna.
Sebuah tradisi turun-temurun yang menggambarkan penerimaan tulus dari masyarakat adat. Bupati Rettob, dalam sambutannya, menegaskan bahwa TMMD bukan hanya program kerja, melainkan manifestasi nyata kolaborasi solid antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat.
"Sinergi ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan di wilayah-wilayah yang tergolong tertinggal, terisolasi, serta memiliki kerawanan sosial ekonomi," ujarnya sarat harapan.
Jiwa Gotong Royong yang Menyala
TMMD ke-124 di Mimika jauh melampaui pembangunan infrastruktur semata.
Memang, ada lima unit rumah panggung tipe 36, lima unit sumur bor, dan lima unit MCK yang akan dibangun.
Gereja dan jembatan penghubung rumah pun tak luput dari rehabilitasi.
Namun, yang lebih penting, program ini adalah tentang membangun kembali semangat gotong royong dan mempererat persatuan bangsa.
Bayangkan, prajurit Satgas TMMD bersama warga bahu-membahu.
Mereka bukan hanya membangun rumah atau jembatan, tapi juga menghidupkan kembali tradisi kekeluargaan.
Serma Karnadi Wibowo, salah satu anggota tim kesehatan Satgas TMMD, menggambarkan bagaimana timnya bergerak dari rumah ke rumah, melayani warga Pigapu dengan penuh kepedulian.
"Kami akan terus bergerak cepat membantu masyarakat demi meningkatkan pelayanan kesehatan," tegasnya.
Senyum dan apresiasi tulus dari warga menjadi bukti nyata sentuhan kemanusiaan ini.
Membangun Masa Depan dari Lumbung Pangan hingga Literasi

Program TMMD ini juga memandang jauh ke depan. Di Kampung Naena Muktipura, lahan tidur seluas 2,5 hektare disulap menjadi lahan produktif.
Sebuah langkah nyata untuk mendukung ketahanan pangan daerah.
Letkol Inf M Slamet Wijaya, selaku Komandan Satgas TMMD, optimis bahwa program ini akan menjadi awal kemandirian pangan bagi masyarakat.
"Kami memanfaatkan lahan kosong untuk mendukung program ketahanan pangan nasional," katanya.
Di sisi lain, Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXXV Kodim 1710/Mimika tak ketinggalan.
Mereka menggagas program pemberantasan buta aksara, mengajak para ibu di Kampung Pigapu untuk "melek ilmu".
Ibu Ulfa Slamet Wijaya, Ketua Persit KCK Cabang XXXV, menyampaikan bahwa "Jangan malu untuk belajar, karena ilmu adalah kunci kecerdasan dalam mengatur rumah tangga dan menjalin hubungan sosial”.
“Inilah investasi pada sumber daya manusia, memastikan setiap warga memiliki kesempatan untuk berkembang,”imbuhnya.
Mengalirkan Kebaikan Berupa Air Bersih, Gizi, dan Semangat Olahraga

Ketersediaan air bersih adalah kebutuhan dasar.
Di Distrik Iwaka, proyek pembuatan lima titik sumur bor terus menunjukkan progres signifikan. Tim Satgas TMMD dan warga bergotong royong, memastikan air bersih segera mengalir ke setiap rumah.
"Pembuatan sumur bor ini krusial bagi masyarakat," ujar Dansatgas Letkol Inf Slamet Wijaya, menyadari betul vitalnya air bagi kehidupan.
Tak hanya itu, kepedulian terhadap generasi penerus juga terlihat jelas.
Letkol Slamet Wijaya membagikan susu kepada anak-anak Kampung Pigapu, memastikan mereka tumbuh sehat dan kuat.
"Anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang harus kita jaga dan lindungi," imbuhnya, sorot matanya penuh kasih.
Bahkan, bantuan bola kaki untuk siswa-siswi SD Pigapu menjadi simbol penumbuhan semangat olahraga dan pembinaan bakat.
Harmoni dalam Keberagaman

TMMD ini bukan hanya tentang pembangunan fisik dan pemberdayaan, tetapi juga tentang mempererat tali silaturahmi dan toleransi.
Anggota Satgas TMMD Kodim 1710/Mimika turut serta dalam ibadah bersama masyarakat di Gereja Katolik Santo Paulus.
Sebuah pemandangan yang mengharukan, menunjukkan bagaimana keberagaman tak menjadi penghalang, melainkan perekat.
"Partisipasi anggota Satgas TMMD dalam ibadah di gereja merupakan wujud toleransi dan penghormatan terhadap umat beragama," tegas Slamet Wijaya.
Senyum Warga Simbol Impian yang Terwujud

Hari demi hari, progres TMMD semakin nyata.
Lima jembatan penghubung rumah warga telah rampung, memudahkan akses dan aktivitas sehari-hari. Yopy, seorang warga, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya.
"Kami sangat berterima kasih. Sebelumnya sulit sekali lewat karena kayu sudah lapuk. Sekarang kami bisa lewat tanpa takut jatuh," ujarnya, senyum merekah di wajahnya.
Dapur bersama juga kembali menghangatkan Kampung Pigapu, menyalurkan bantuan makanan bergizi yang sangat dibutuhkan.
TMMD ke-124 di Mimika adalah sebuah cerminan bagaimana kolaborasi yang tulus dan semangat kemanusiaan dapat mengubah kehidupan.
Ini adalah kisah tentang jembatan-jembatan yang dibangun bukan hanya dari kayu dan semen, melainkan dari harapan, kebersamaan, dan kepedulian yang mendalam.
Sebuah bukti nyata bahwa ketika TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat bersatu, tidak ada yang tidak mungkin. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.