OPM Berulah di Wamena

Tentara OPM Klaim Serang Kendaraan Militer di Wamena, Warga Sipil Diminta Tak Berada di Zona Perang

Saat itu, aparat TNI-Polri dikabarkan melacak pergerakan kelompok TPNPB di sekitar Jembatan Wesaput, Wamena.

Editor: Lidya Salmah
Istimewa
TENTARA OPM KLAIM PENEMBAKAN- Ilustrasi pasukan TPNPB-OPM. Foto: Istimewa 

TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, WAMENA- Kontak senjata kembali pecah antara kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap III Ndugama Derakma dan aparat gabungan TNI-Polri di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan.

Insiden yang dikonfirmasi melalui siaran pers resmi Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB pada Selasa (10/6/2025) ini, sontak menambah daftar panjang konflik di wilayah tersebut.

Menurut laporan TPNPB, peristiwa bermula pada Senin (/6/2025), sekitar pukul 06.30 WIT.

Saat itu, aparat TNI-Polri dikabarkan melacak pergerakan kelompok TPNPB di sekitar Jembatan Wesaput, Wamena.

Upaya pengejaran berlanjut hingga Jembatan Pike, dengan menggunakan dua unit kendaraan Brimob.

Baca juga: Tiga Distrik Ini Masih Diguyur Hujan, Berikut Info Lengkap Cuaca Kabupaten Nabire 

TPNPB mengklaim bahwa saat itu mereka tidak melakukan perlawanan dan memilih turun dari kendaraan.

Sopir kendaraan tersebut kemudian melanjutkan perjalanan, namun dikejar oleh aparat hingga akhirnya diamankan di Polres Wamena.

Ketegangan memuncak pada pukul 18.15 WIT di wilayah Pugima, ketika TPNPB melakukan serangan terhadap dua kendaraan militer yang mereka sebut sebagai target utama. 

Meskipun tidak dapat memastikan jumlah korban karena serangan terjadi menjelang malam, TPNPB menyatakan dua kendaraan aparat ditinggalkan di lokasi kejadian.

Baca juga: Tahun 2026, DP3AP2KB Mimika Programkan Pelatihan Ketrampilan untuk Perempuan Papua

Serangan ini kemudian dibalas dengan tembakan oleh aparat militer hingga pukul 20.00 WIT, namun TPNPB menyebut mereka telah mundur dari lokasi sebelumnya.

TPNPB: Siaga Satu dan Lakukan bAncaman Lanjutan

Dalam pernyataan sikap yang dibacakan oleh juru bicara Sebby Sambom, TPNPB mengumumkan status siaga satu.

Mereka menyerukan peringatan kepada warga sipil untuk tidak beraktivitas di wilayah yang mereka klaim sebagai "daerah perang".

Kelompok ini juga menegaskan akan terus melanjutkan perlawanan bersenjata di Wamena, yang mereka sebut sebagai kota sentral Papua Pegunungan.

Berikut poin-poin penting dari pernyataan TPNPB

Warga sipil diminta untuk tidak beraktivitas di wilayah konflik, termasuk tidak membuka kaca mobil dan tidak memakai helm saat berkendara motor.

TPNPB menuding Bupati Jayawijaya memprovokasi masyarakat untuk menangkap anggota mereka.

Mereka menuntut agar kendaraan yang sebelumnya disewa dan kini berada di Polres Wamena dikembalikan kepada pemiliknya.

Baca juga: DP3AP2KB Mimika: Perempuan Papua Berperan Penting Dalam Berpolitik dan Pekerja Swasta

Ancaman lanjutan akan dilakukan di ibu kota Provinsi Papua Pegunungan.

TPNPB menyatakan bahwa wilayah yang mereka tempati adalah tanah adat delapan suku dan menolak intervensi pihak luar.

Mereka menegaskan bahwa aksi bersenjata terhadap aparat negara adalah murni tindakan TPNPB-OPM, bukan warga sipil Papua.

Baca juga: Mahasiswa Katolik Uncen Tolak Tambang Nikel di Raja Ampat: Demi Alam dan Masyarakat Adat!

Siaran pers ini ditandatangani oleh sejumlah petinggi TPNPB-OPM, antara lain Jenderal Goliath Tabuni, Letjen Melkisedek Awom, Mayor Jenderal Terianus Satto, dan Mayor Jenderal Lekagak Telenggen.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi resmi dari pihak TNI-Polri terkait insiden tersebut maupun jumlah korban dari pihak keamanan. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved