Laporan Wartawan Tribun-PapuaTengah.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, NABIRE- Setiap momen paskibraka selalu menyisakan kenangan yang tak terlupakan bagi para anggotanya.
Tak sekadar baris-berbaris, pengalaman ini menjadi pelajaran tentang tanggung jawab, keteguhan, dan cinta tanah air.
Begitu pula yang dirasakan Yuli Abubar, siswi kelas XI SMA Negeri 3 Nabire, saat ditugaskan sebagai pembawa baki bendera dalam upacara HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lapangan Sapta Marga Kodim 1705 Nabire, Papua Tengah, Minggu (17/8/2025).
Baca juga: Pemprov Papua Tengah Beri Tiga Kado Istimewa kepada Masyarakat di Momen Peringatan HUT ke-80 RI
Di tengah langkahnya membawa baki bendera merah putih menuju tiang bendera di lapangan upacara saat gerimis dan lumpur, tali sepatunya terlepas.
Namun, Yuli tetap tenang dan fokus menjalankan tugasnya hingga sang saka merah putih berkibar dengan sempurna di langit Nabire.
Dengan napas yang ditahan dan rasa gugup yang disembunyikan, gadis asal Ansus, Kabupaten Kepulauan Yapen ini tetap melangkah pasti.
“Sempat gugup, apalagi tali sepatu saya lepas. Tapi saya tetap harus percaya diri dan fokus,” ujar Yuli kepada Tribun-Papuatengah.com usai upacara.
Baca juga: Tampil Memukau di HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Paskibraka Nabire Akan Diberangkatkan ke Jakarta
Bagi Yuli, momen ini lebih dari sekadar tugas upacara.
Ini adalah bukti perjuangan dan bentuk kecil pengabdian untuk negeri.
Ia percaya, keberhasilan ini adalah buah dari doa orang tua dan pertolongan Tuhan.
"Akhirnya semua berjalan baik," ucapnya dengan bangga.
Baca juga: Upacara HUT ke-80 RI di Papua Tengah, Momen Teguhkan Semangat Nasionalisme dan Cinta Tanah Air
Yuli pun menitip pesan untuk anak muda di Papua Tengah dan seluruh Indonesia, teruslah bermimpi dan jangan pernah menyerah.
“Kalau kita punya semangat, kita pasti bisa. Jadilah generasi yang membanggakan orang tua, bangsa, dan negara,” ucapnya sembari tersenyum.
Langkah Yuli hari itu mungkin kecil, tapi tekadnya besar.
Ia telah menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan bisa hidup dalam hati siapa saja, bahkan dari seutas tali sepatu yang terlepas. (*)