Info Nabire

Edukasi HIV dan AIDS, Yapkema- STT Walter Post Nabire Bangun Kesadaran Kesehatan Anak Muda Papua

Marthen Douw, menyambut baik kolaborasi ini sebagai bagian dari misi membangun manusia Papua yang utuh secara spiritual dan sosial.

Penulis: Melkianus Dogopia | Editor: Lidya Salmah
Tribun-PapuaTengah.com/Melkianus Dogopia
TEKEN MOU- YAPKEMA Papua secara resmi menandatangani MoU bersama Kampus II STT Walter Post Nabire, di Aula Kampus II STT Walter Post, Jalan Tapioka, Nabarua, Distrik Nabire, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, Rabu (17/9/2025), siang pukul 11.00 WIt. Foto: Tribun-PapuaTengah.com/Melkianus Dogopia 

Laporan Wartawan TribunPapuaTengah.com, Melky Dogopia

TRIBUNPAPUATENGAH.COM, Nabire- Yayasan Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat (Yapkema) Papua resmi menjalin kerja sama dengan Kampus II Sekolah Tinggi Teologi (STT) Walter Post Nabire.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) berlangsung di Aula Kampus II STT Walter Post, Jalan Tapioka, Nabarua, Distrik Nabire, Papua Tengah, Rabu (17/9/2025).

Kerja sama ini untuk meningkatkan kesadaran penyakit menular seksual (PMS) di kalangan mahasiswa.

Baca juga: Peringati Harhubnas 2025, Hal Ini Jadi Sorotan Penting UPBU Mozes Kilangin

Selain itu, juga membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang HIV dan AIDS, pola hidup sehat, dan pendekatan sosial berbasis pelayanan masyarakat.

Ketua STT Walter Post, Pdt Marthen Douw, menyambut baik kolaborasi ini sebagai bagian dari misi membangun manusia Papua yang utuh secara spiritual dan sosial.

Dijelaskan bahwa MoU juga mencakup pelatihan, pembinaan, seminar, dan program pemberdayaan bagi mahasiswa calon teolog dan pendidik.

"Menurut saya peningkatan kapasitas mahasiswa di luar kegiatan akademik sangat penting untuk menghadapi realitas masyarakat," kata Marthen.

Baca juga: Wejangan Meki Nawipa: ASN Pemprov Papua Tengah Jangan Asal Kerja dan Fokus Program Bermanfaat

Marthen berharap, kerja sama ini juga dapat memperkuat pelatihan pengelolaan ekonomi lokal agar mahasiswa mampu bersaing di dunia usaha dan melayani jemaat secara mandiri.

“Kami siap bekerja sama sejak MoU ini ditandatangani hingga pada tahap evaluasi,” tegasnya.

Direktur Yapkema Papua, Hanok Herikson Pigai, menyampaikan apresiasi atas keterbukaan pihak kampus yang dinilai memiliki misi kuat bagi orang Papua.

Dijelaskan, Yapkema telah berdiskusi dengan 10 perguruan tinggi di Nabire untuk mendorong edukasi PMS seperti HIV, gonore, dan sifilis.

Menurutnya, penyuluhan ini penting bukan karena mahasiswa sedang terpapar, tetapi sebagai bentuk pencegahan terhadap penyebaran penyakit yang telah banyak menelan korban.

“Di Papua Tengah, jumlah kasus HIV tercatat lebih dari 23 ribu,” kata Hanok.

Baca juga: Video Adu Argumen Kepala BKPSDM Papua Tengah Vs Massa Demo, Denci Nawipa Minta Maaf

Ia menilai, salah satu penyebab stagnasi populasi orang asli Papua adalah HIV/AIDS, yang telah menghambat perkembangan generasi muda.

Hanok juga membagikan hasil refleksi dari pertemuannya dengan perwakilan negara Melanesia di Fiji, yang membandingkan perkembangan populasi Papua Nugini dan Papua.

“Papua Nugini kini mencapai 10 juta jiwa, sementara Papua di Indonesia masih stagnan di angka dua jutaan,” ujarnya.

Melalui kerja sama ini, Hanok juga berharap dapat membentuk mahasiswa yang tidak hanya siap berkhotbah, tetapi juga berperan aktif sebagai agen edukasi kesehatan di tengah masyarakat.

“Pembekalan ini penting agar pelayanan rohani juga menyentuh aspek sosial dan kesehatan masyarakat,” tandasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved