Curhat Pendulang Emas

Curhat Pendulang Emas di Kabupaten Mimika, Papua Tengah: Melamar Jadi Guru, Tapi Tak Diterima

Sayangnya, dari sekian banyak lamaran yang saya masukkan ke sekolah-sekolah, ternyata tidak ada satupun informasi lanjutan

Editor: Moh Choiruman
zoom-inlihat foto Curhat Pendulang Emas di Kabupaten Mimika, Papua Tengah: Melamar Jadi Guru, Tapi Tak Diterima
Istimewa
MENDULANG – Tiga warga sedang melakukan proses pendulangan emas di wilayah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. Para pendulang, selain harus melawan ganasnya malaria, juga ancaman serang kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). 

Dari situlah saya mulai kesulitan untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Untuk kepelruan hidup, saya terpaksa utang di kios-kios terdekat dengan perjanjian minggu depan baru dibayar.

Lambat laun, saya bisa menikmati pekerjaan sebagai pendulang emas. Terlebih setelah bisa menyisihkan uang untuk membantu biaya Pendidikan adik-adik di kampung halaman.

 

Melawan Ganasnya Malaria 

Cobaan hidup diperantauan, tepatnya di Kota Timika ternyata tidak hanya soal sulitnya mencari pekerjaan. Walau bermodal ijazah sarjana, ternyata tidak mudah untuk mendapatkan pekerjaan.

Selain itu, juga serangan malaria. Maklum, Kota Timika termasuk satu di antara daerah endemic malaria. 

Malaria inilah yang sering menyerang saya. Hal ini yang sangat mengganggu aktifitas saya sebagai pendulang emas. 

Baca juga: Dampak Peluncuran Air Bersih Freeport: Lalu Lintas Jalan Cenderawasih SP2 Timika Satu Arah

Malaria yang paling sering saya alami adalah Malaria Tersiana. Hal ini menuntut saya harus istirahat dalam waktu cukup lama, dan dinyatakan benar-benar sehat untuk bisa Kembali bekerja. 

Kalau sudah terserang malaria, seolah menjadi alarm isi kantong siap-siap terkuras. Karena di lokasi pendulangan emas, harga obat malaria yang biasa disebut obat biru harganya Rp 25 ribu per butir. 

Sebagai pendulang, harga tersebut cukup mahal. Karena jika berobat di puskesmas, biasanya gratis. Sebab sudah diakomodir oleh BPJS Kesehatan. 

Baca juga: Ini Harapan Ketua Pengurus YPMAK Saat Hadiri Wisuda 48 Mahasiswa Politeknik Amamapare Timika

Karena tinggal di camp pendulangan dan memerlukan obat tersebut, walau harganya mahal tetap saya beli. 

Harapannya, cepat sehat, stamina kembali pulih dan bisa mendulang lagi untuk mendapatkan uang.

Setelah sembuh, saya memutuskan meninggalkan camp pendulangan untuk ke kota. Sekadar  jalan-jalan dan juga mencari hiburan. 

Sampai di kota, saya berkumpul keluarga sambil mencari informasi lowongan pekerjaan. Siapa tahu keluarga ada informasi lowongan pekerjaan. 

Baca juga: Ketua IKF Marthen LL Moru Lantik Badan Pengurus Pemuda Flobamora Mimika Periode 2025-2030

Beruntung, saya mendapat informasi lowongan pekerjaan dan disuruh membuat surat lamaran kerja di Kantor Tribun Papua Tengah. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun papua
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved