Info Papua Pegunungan

Ustadz Ismail Asso Dukung 'Hari Jayawijaya Bertobat', Usulkan Perpaduan Adat dan Agama  

Tujuannya adalah membangun perdamaian dan merawat keutuhan masyarakat Jayawijaya, khususnya di tengah konflik horizontal seperti perang suku.

Editor: Lidya Salmah
Tribun-Papua.com.
DUKUNG REKONSILIASI- Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Pegunungan, Ustadz Ismail Asso saat memberikan kepada TribunPapua. com Minggu (21/7/2025). Foto Yulianus Magai TribunPapua 

TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, JAYAPURA- Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Pegunungan, Ustadz Ismail Asso, menyatakan dukungan penuh terhadap program rekonsiliasi daerah.

Program yang digagas Pemerintah Kabupaten Jayawijaya ini bertajuk "Hari Jayawijaya Bertobat".

Puncak kegiatan ini akan dilaksanakan pada 31 Juli 2025, setelah dua bulan masa persiapan.

Menurut Ustadz Ismail Asso, gagasan tersebut merupakan langkah strategis dan fundamental.

Baca juga: Gubernur Nawipa Luncurkan Koperasi Merah Putih di Papua Tengah: Perkuat Ekonomi Rakyat

Tujuannya adalah membangun perdamaian dan merawat keutuhan masyarakat Jayawijaya, khususnya di tengah konflik horizontal seperti perang suku.

"Rekonsiliasi ini sangat mendasar dan luar biasa untuk menghentikan kerusakan akibat ulah manusia, termasuk konflik jabatan, ketimpangan ekonomi, dan perang suku,'katanya, Minggu (20/7/2025) malam.

Baca juga: Lion Air Terapkan Aturan Baru Bagasi 10 Kg, Efektif 17 Juli 2025

Ia menekankan pentingnya pendekatan yang tepat dalam proses rekonsiliasi, yaitu menggabungkan adat budaya lokal dan nilai-nilai agama.

"Rekonsiliasi sebaiknya dimulai dengan pendekatan adat untuk perdamaian antarsuku yang berkonflik,"tuturnya.

Selanjutnya, proses ini disempurnakan melalui pendekatan keagamaan, mengingat masyarakat Papua Pegunungan telah menganut agama secara mendalam.

Ustadz Ismail Assojuga menekankan perlunya pelibatan tokoh-tokoh agama lintas denominasi.

Baca juga: Male Talenggen, Anggota KKB Puncak Jaya yang Jadi Buronan, Berhasil Ditangkap

Hal ini bertujuan agar masyarakat bersatu menghindari kekerasan dan menggantinya dengan semangat kasih serta pendekatan kekeluargaan.

Selain itu, penegakan hukum tetap penting dalam setiap konflik atau pelanggaran hukum.

"Pemerintah dan aparat penegak hukum, khususnya kepolisian, harus tetap menegakkan hukum positif. Perdamaian secara adat penting, tetapi tidak boleh mengabaikan keadilan secara hukum negara,"sarannya.

Baca juga: Berikut Kronologi Penangkapan Male Telenggen: Jejak Terendus Lewat Observasi Udara

Sebagai anggota MRP dan tokoh Muslim Papua, Ustadz Ismail Asso kembali menyatakan dukungan penuh terhadap program ini.

Ia berharap proses rekonsiliasi ini menjadi fondasi pembangunan yang lebih damai dan berkeadilan di Jayawijaya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved