Info Papua Tengah

Pemprov Papua Tengah Tetapkan Hari Kamis Pakai Noken dan Bahasa Daerah di Sekolah Tuai Dukungan

Program pelestarian budaya tersebut mendapat respons positif dari Anggota DPRD Papua Tengah, Nancy Raweyai.

|
Penulis: Calvin Eluis Erari | Editor: Lidya Salmah
TribunPapuaTengah.com, Calvin Louis Erari
HARI NOKEN- Anggota DPR Papua Tengah, Nancy Raweyai mengatakan, penetapan hari noken dan bahasa daerah di Papua Tengah sangatlah baik, karena itu merupakan, pelestarian budaya. Foto TribunPapuaTengah.com, Calvin Louis Erari 

Ringkasan Berita:
  • Pemprov  Papua Tengah akan menetapkan hari Kamis sebagai hari wajib penggunaan noken dan bahasa daerah di seluruh sekolah. 
  • Anggota DPRD Papua Tengah, Nancy Raweyai, mendukung kebijakan pelestarian budaya ini dan mengusulkan agar pengrajin noken seperti pedagang di Pasar Oyehe mendapat perhatian serius.
  • Nancy mendesak pemerintah melakukan pendataan menyeluruh terhadap pelaku usaha souvenir asli Papua agar berdampak signifikan pada pendapatan ekonomi mereka.

Laporan Wartawan TribunPapuaTengah.com, Calvin Louis Erari

TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, NABIRE- Pemerintah Provinsi Papua Tengah akan menetapkan hari Kamis sebagai hari wajib penggunaan noken dan bahasa daerah di seluruh sekolah untuk melestarikan budaya lokal.

Program pelestarian budaya tersebut mendapat respons positif dari Anggota DPRD Papua Tengah, Nancy Raweyai.

Baca juga: Nabire Catat Kasus HIV/AIDS Tertinggi di Papua Tengah, Naomi Minta Tempat Hiburan Malam Ditertibkan

Nancy mengatakan bahwa penetapan hari khusus penggunaan noken dan bahasa daerah merupakan bentuk kesadaran dan tanggung jawab bersama dalam melestarikan budaya.

"Kami sangat mendukung penuh terhadap kebijakan pelestarian budaya yang dicanangkan pemerintah provinsi (Papua Tengah)," ucap Nancy di Kantor DPR Papua Tengah, Jalan Pepera, Kabupaten Nabire, Rabu, (5/11/2025).

Baca juga: Ratusan Kader PDI Gelar Pawai Maritim 100 Speedboat Sambut Konferda di Nabire

Legislator NasDem itu mengusulkan perlunya perhatian serius terhadap pengrajin noken, seperti pedagang di Pasar Oyehe yang membutuhkan fasilitas tempat usaha memadai.

Nancy menegaskan pengrajin dan pedagang noken merupakan simbol kultural yang harus mendapat perhatian pemerintah.

"Karena dari sisi ekonomi, kami menilai perlu ada intervensi kebijakan agar industri kerajinan noken dapat bersaing dengan baik di pasar. Artinya, dengan pembelian noken saja , ya itu belum cukup memberikan dampak signifikan terhadap pendapatan ekonomi pelaku usaha souvenir," jelasnya.

Baca juga: Peserta Beasiswa PTFI Aprilda Yulifa Thalia Thomas Karupukaro Resmi Sandang Gelar Dokter

Tak hanya itu, Nancy, juga menyarankan pemerintah melakukan pendataan menyeluruh terhadap pelaku usaha souvenir asli Papua di Papua Tengah agar dapat dipetakan secara utuh.

Dukungan sama turut disampaikan Ketua Komisi V DPR Papua Tengah, Naomi Katoki.

Menurut Naomi, apa yang dilakukan Pemprov Papua Tengah sangatlah positif.

"Untuk itu kami mendukung penuh penetapan ini," Kata Naomi.

Apalagi, sambung Naomi, noken dan berbahasa daerah merupakan budaya yang harus dipertahankan.

"Kenapa? Karena itu merupakan budaya kami di Papua, jadi sekali lagi bagi saya, program ini baik," ungkapnya.

Dengan penetapan itu, maka ke depan generasi muda tidak meninggalkan jati diri mereka sebagai orang Papua.

"Jadi anak-anak kita juga kedepan, tidak melupakan budaya," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved