Wamendiktisaintek ke Nabire

Lima Tahun Menanti Gedung Layak, Begini Tangis Haru Kepsek SD Jayanti Sambut Wamendiktisaintek

Kepala Sekolah (Kepsek) SD Jayanti, Murni Gultom, mengungkapkan kegembiraan mendalam atas kunjungan ini.

|
Penulis: Calvin Eluis Erari | Editor: Lidya Salmah
Tribun-PapuaTengah.com/Feronike Rumere
PEMBANGUNAN GEDUNG KELAS-Dalam kunjungan Wamendiktisaintek, Kepala Sekolah SD Jayanti, Murni Gultom dengan air mata menyampaikan kebutuhan pembangunan gedung kelas yang baru. Murni mengatakan, mohon lihatlah kami sebab, yang belajar di sekolah ini adalah anak-anak asli Papua. Foto:Tribun-PapuaTengah.com/Feronike Rumere 

Laporan Wartawan Tribun-PapuaTengah.com, Calvin Louis Erari

TRIBUN-PAPUATENGAH.COM,NABIRE-Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie, mengunjungi SD Negeri atau SDN Jayanti yang terletak di Jalan Poros Wadio, Perumahan Pemda, Distrik Nabire Barat, Kabupaten Nabire, Papua Tengah, Senin (28/4/2025).

Kedatangan Wamendiktisaintek yang didampingi oleh Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, dan Bupati Nabire, Mesak Magai, disambut antusias oleh para guru dan ratusan siswa sekolah tersebut.

Baca juga: Wabup Mimika Tekankan Disiplin ASN, Soroti Kerapian Berpakaian

Kepala Sekolah (Kepsek) SD Jayanti, Murni Gultom, mengungkapkan kegembiraan mendalam atas kunjungan ini.

"Pada tahun 2024, Ibu telah berkunjung dan kami menyampaikan berbagai keluhan. Kehadiran Ibu kembali di tahun ini menunjukkan betapa spesialnya kami," ujarnya.

Murni Gultom mengaku terharu hingga meneteskan air mata saat melihat kedatangan Wamendiktisaintek.

 "Tadi saya langsung menangis, sempat berpikir Ibu tidak mengingat kami lagi," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Murni Gultom pun mengajak para siswa untuk semakin giat belajar.

Baca juga: ASN Gunakan Fasilitas Dinas untuk Urusan Pribadi, Bupati Mimika Ancam Beri Sanksi Tegas

Ia juga menyampaikan kondisi sekolah yang memprihatinkan, di mana mereka telah menggunakan gedung darurat selama lima tahun.

"Kami sangat terganggu saat belajar di gedung darurat ini karena panas dan kondisi lainnya, yang membuat murid-murid tidak betah belajar," ungkap Murni.

"Untuk itu, kami sangat memohon perhatian, karena seluruh siswa yang bersekolah di sini adalah putra-putri asli Papua,"imbuhnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved