TMMD ke 124 Kodim 1710 Mimika
Jembatan Harapan di Ujung Mimika: Kisah Nyata Bakti Prajurit TNI Membangun Hati Rakyat Pigapu
TMMD ini bukan hanya tentang pembangunan fisik dan pemberdayaan, tetapi juga tentang mempererat tali silaturahmi dan toleransi.
Penulis: Lidya Salmah | Editor: Lidya Salmah
"Pembuatan sumur bor ini krusial bagi masyarakat," ujar Dansatgas Letkol Inf Slamet Wijaya, menyadari betul vitalnya air bagi kehidupan.
Tak hanya itu, kepedulian terhadap generasi penerus juga terlihat jelas.
Letkol Slamet Wijaya membagikan susu kepada anak-anak Kampung Pigapu, memastikan mereka tumbuh sehat dan kuat.
"Anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang harus kita jaga dan lindungi," imbuhnya, sorot matanya penuh kasih.
Bahkan, bantuan bola kaki untuk siswa-siswi SD Pigapu menjadi simbol penumbuhan semangat olahraga dan pembinaan bakat.
Harmoni dalam Keberagaman

TMMD ini bukan hanya tentang pembangunan fisik dan pemberdayaan, tetapi juga tentang mempererat tali silaturahmi dan toleransi.
Anggota Satgas TMMD Kodim 1710/Mimika turut serta dalam ibadah bersama masyarakat di Gereja Katolik Santo Paulus.
Sebuah pemandangan yang mengharukan, menunjukkan bagaimana keberagaman tak menjadi penghalang, melainkan perekat.
"Partisipasi anggota Satgas TMMD dalam ibadah di gereja merupakan wujud toleransi dan penghormatan terhadap umat beragama," tegas Slamet Wijaya.
Senyum Warga Simbol Impian yang Terwujud

Hari demi hari, progres TMMD semakin nyata.
Lima jembatan penghubung rumah warga telah rampung, memudahkan akses dan aktivitas sehari-hari. Yopy, seorang warga, tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya.
"Kami sangat berterima kasih. Sebelumnya sulit sekali lewat karena kayu sudah lapuk. Sekarang kami bisa lewat tanpa takut jatuh," ujarnya, senyum merekah di wajahnya.
Dapur bersama juga kembali menghangatkan Kampung Pigapu, menyalurkan bantuan makanan bergizi yang sangat dibutuhkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.