Info Deiyai

Jaga Warisan Budaya, Lintas Perajut Noken dan Pemuda Kabupaten Deiyai Harap Ada Museum

“Untuk mewujudkan Misi tersebut di atas, kami sangat mengharapkan kehadiran Museum Noken di Deiyai.

Tribun-PapuaTengah.com/Melkianus Dogopia
NOKEN- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Deiyai, Kepala Bidang Kebudayaan, Yanuarius Doo, menurutnya kehadiran Museum Noken di Deiyai menjadi Impian dan harapan semua pihak di Deiyai, Sabtu (1/11/2025). 

Laporan Wartawan TribunPapuaTengah.com, Melky Dogopia

‎‎TRIBUNPAPUATENGAH.COM, DEIYAI– Noken merupakan salah satu tradisi luhur bernilai tinggi diwariskan secara turun temurun sejak dahulu kala hingga saat ini.

Di seluruh tanah Papua, Noken sudah menjadi bagian dari hidup tidak terpisahkan.

Perajut noken kas Papua di Deiyai, Magdalena Tekege mengatakan, di Kabupaten Deiyai merupakan salah satu daerah di Tanah Papua yang sudah sangat identik dengan Noken.

Baca juga: Cuaca Ektrem Landa Dua Wilayah di Papua Sore Ini

"Hampir seluruh orang mulai dari anak kecil hingga usia senja miliki noken masing-masing. Orang Deiyai sudah jadikan noken sebagai jati diri setiap pribadi," kata Mama Tetege Sabtu, (1/11/2025) siang di tempat jualan noken, Jalan Poros Gereja Katolik St. Yohanes Pemandi, Waghete 1, Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Tengah.

Pada kesempatan itu, salah satu perajut noken lainnya di Waghete 2, Martha Kotouki menjelaskan agar bisa hadir sebuah tempat untuk bisa jadikan noken sebagai wadah pemersatu sekaligus mewariskan ilmu-ilmu hidup tentang noken.

“Bila perlu pemerintah buat satu Museum Noken. Karena, Museum Noken bisa menjadi pusat berbagai pengetahuan dan kebudayaan. Sehingga, keberadaan Museum Noken ini akan sangat penting untuk masyarakat Deiyai, terutama kepada generasi muda ke depan,” jelas Mama Kotouki.

Di tempat sama, perajut noke lain, Mama Yosepina Mote mengatakan, hal yang sama. Dia berharap pemerintah daerah, provinsi maupun pusat bisa hadirkan satu rumah besar. 

“Iya, Pemerintah dorang ini bisa dengar kami punya permintaan ini. Supaya ada rumah besar Noken. Kami mau wariskan ilmu noken ini kepada anak-anak,” harap Mama Yosepina Mote yang sudah rajut noken sejak lama.

Baca juga: Pemda Mimika Tak Terima Pegawai Mutasi, Bupati: Jumlah Pegawai 9.000 Karena Sembarang Terima Honor

Terkait permintaan Museum Noken dari mama-mama penjual noken ini, Pemerintah Kabupaten Deiyai melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Deiyai Bidang Kebudayaan, Yanuarius Doo mengatakan, Noken merupakan salah satu budaya suku bangsa Mee.

Menurutnya, kehadiran Museum Noken di Deiyai menjadi Impian dan harapan semua pihak di Deiyai.

“Noken itu tidak bisa dipisahkan dengan orang Mee dalam hidup sehari-hari. Maka, ke depan akan sangat baik jika Museum Noken hadir di Deiyai, ” kata Yanuarius Doo.

Yanuarius Doo percaya, salah satu misi didorong Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Deiyai, Melkianus Mote dan Ayub Pigome adalah memajukan budaya sebagai cerminan jati diri Masyarakat. 

Baca juga: Ratusan Peserta Mriahkan Timika Half Marathon, Start dan Finish di Halaman Front One Hotel

Misi Bupati Deiyai tersebut, Jelas Yanuarius Doo, sudah sejalan dengan salah satu program prioritas dan perhatian serius dari gubernur Papua Tengah. Di mana, pelestarian budaya dan identitas Papua menjadi perhatian serius pemerintah provinsi.

Ia mengungkapkan lembaga adat dan kearifan lokal akan diberdayakan kembali sebagai penjaga nilai-nilai luhur.

Gubernur Nawipa juga mendorong penamaan fasilitas umum seperti, bandar udara (Bandara) dengan nama tokoh misionaris atau tokoh lokal berpengaruh, sebagai bentuk penghormatan dan pelestarian warisan sejarah.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved