Perayaan Paskah 2025 di Papua

Umat Katolik St Stefanus Sempan Mimika Rayakan Vigili Paskah Penuh Suka Cita, Ini Pesan Pastor

Ingat apa yang dikatakan Yesus saat Galilea bahwa, putra Allah akan menanggung sengara, disalibkan dan akan bangkit di hari ketiga

Penulis: Marselinus Labu Lela | Editor: Moh Choiruman
Tribun-PapuaTengah.com
VIGILI PASKAH - Nampak umat katolik Gereja Paroki Santo (St) Stefanus Sempan Mimika, Provinsi Papua Tengah merayakan Vigili Paskah dengan penuh sukacita, Sabtu (19/4/2025) malam. 

Laporan Wartawan Tribun-PapuaTengah.com, Marselinus Labu Lela 

TRIBUN-PAPUA.COM, MIMIKA- Ribuan umat katolik Gereja Paroki Santo (St) Stefanus Sempan Mimika, Provinsi Papua Tengah merayakan Vigili Paskah 2025 dengan penuh sukacita, Sabtu (19/4/2025) malam.

Bacaan injil pada perayaan Vigili Paskah atau malam Paskah kali ini  adalah Injil Lukas tentang kebangkitan Kristus dari alam maut.

Baca juga: Komunitas Rossifumi Timika Bagikan Telur Paskah di 2 Gereja di Kabupaten Mimika: Wujud Kebersamaan

Injil Lukas menyebut, pagi-pagi benar pada hari pertama sabat perempuan-perempuan pengikut Yesus pegi ke kubur Yesus membawa rempah-rempah telah disediakan.

Saat tiba di kubur Yesus mereka melihat batu besar sudah terguling dan mereka tidak menemukan jenazah Yesus.

Mereka bingung dan saat itu datanglah malaikat. Malaikat berkata, mengapa kamu mencari Ia yang hidup diantara orang mati.

Ia tidak ada di sini karena ia telah bangkit. Ingat apa yang dikatakan Yesus saat Galilea bahwa, putra Allah akan menanggung sengara, disalibkan dan akan bangkit di hari ketiga.

Pastor Paroki St. Stefanus Sempan, Gabriel Ngga, OFM dalam homilinya memberikan satu pertanyaan sederhana ketika umat merayakan Paskah yaitu apa makna dan relevansi perayaan ini untuk kehidupan sebagai pengikut Kristus.

Baca juga: Simbol Kesuburan yang Bertransformasi: Berikut Sejarah Kelinci dan Telur dalam Perayaan Paskah

Ia mengatakan, melihat kenyataan dan kekuatan dalam memandang kehidupan masyarakat saat ini di mana manusia hidup dalam situasi dan kondisi yang tidak baik-baik saja.

Kondisi sosial ekonomi tidak memberikan kenyamanan dan kepastian hidup. Banyak kebijakan pemimpin negara yang tidak berpihak kepada masyarakat. 

"Kita di Papua juga ada kebijakan proyek strategis nasional yang cukup dirasakan konsekwensinya seperti proyek pangan di Merauke," kata Pastor Gabriel Ngga, OFM.

Baca juga: Paskah dan Jalan Salib: Sebuah Perjalanan Sejarah Hingga Spiritual yang Tak Lekang Waktu

Kata Pastor, kebijakan memberikan efek domino hampir semua aspek kehidupan. Keamanan fan kehidupan masyarakat semakin jauh dari rukun damai dan harmoni.

"Kebijakan politik lain juga mempengaruhi kehidupan kita. Kita melihat merasakan kekerasan berbagai konflik mengancam kehidupan manusia baik pribadi dan bersama. Berbagai perang di dunia ini belum selesai hingga saat ini."

"Semua itu tentu saja mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi, kemiskinan, kerusakan alam, perubahan iklim dan tidak memberikan rasa aman," ujarnya.

Baca juga: Dukung Kelancaran Ibadah Jumat Agung, Polres Mimika Gelar Pengamanan

Menurutnya, makna dan relevansi perayaan kebangkitan Tuhan dalam berbagai kondisi dari semua aspek kehidupan saat ini.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved