Info Mimika

Soroti Pemekaran Mimika Timur, Warga Jila Bantah Isu Zona Merah dan Desak Penerbangan Kembali Dibuka

Akses transportasi menuju distrik ini sangat terbatas, hanya dapat ditempuh melalui pesawat jenis caravan atau helikopter.

Penulis: Marselinus Labu Lela | Editor: Lidya Salmah
Istimewa
SUASANA DI DISTRIK JILA- Nampak lapangan terbang di Distrik Jila, Mimika, Papua Tengah, Senin (21/4/2025). Foto: Istimewa 

Laporan Wartawan Tribun-PapuaTengah.com, Marselinus Labu Lela

TRIBUN-PAPUATENGAH.COM,TIMIKA- Distrik Jila, yang terletak di wilayah pegunungan Kabupaten Mimika, Papua Tengah, memiliki karakteristik geografis yang unik.

Akses transportasi menuju distrik ini sangat terbatas, hanya dapat ditempuh melalui pesawat jenis caravan atau helikopter.

Sebelumnya, Jila dikenal sebagai "zona merah" karena sering terjadi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yang dilakukan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

Selain Jila, dua distrik tetangga, yaitu Alama dan Hoya, juga memiliki catatan serupa terkait gangguan keamanan.

Namun, situasi di Distrik Jila dilaporkan berangsur membaik.

Baca juga: Dini Hari Tegang di Nabire: Gempa Bumi M 4.1 Terjadi, BMKG Imbau Masyarakat Tetap Tenang

Aktivitas pelayanan publik kini berjalan dengan aman dan lancar.

Tenaga pendidik dan pegawai pemerintah distrik pun menjalankan tugas mereka seperti biasa.

Terkait penerbangan, maskapai yang melayani rute ke Jila diwajibkan mendapatkan izin dari pihak keamanan sebagai langkah pengawasan.

Aparat keamanan juga mengimbau maskapai untuk terus berkoordinasi mengingat belum adanya izin resmi penerbangan ke Jila, Hoya, dan Alama.

Dalam perkembangan terkini, beredar sebuah video yang menampilkan sekelompok masyarakat yang menyuarakan penolakan terhadap pemekaran Kabupaten Mimika Timur.

Tokoh Pemuda Distrik Jila, Markus Aim, meluruskan bahwa video tersebut dibuat untuk menyampaikan aspirasi terkait pemekaran wilayah, bukan untuk menyebarkan isu zona merah atau ancaman keamanan dari TPNPB-OPM.

"Kami di Jila hidup susah karena hingga saat ini belum ada akses penerbangan. Keamanan harus menjamin soal ini," tegas Markus di Timika, Senin (21/4/2025).

Baca juga: Paskah 2025: Kekuatan Iman dan Kebersamaan Warnai Ibadah Akbar GIDI Kabupaten Nabire

Ia menjelaskan bahwa kondisi keamanan di Jila saat ini kondusif berkat jaminan dari tokoh masyarakat, tokoh agama, dan aparat keamanan setempat.

"Di Alama dan Hoya belum ada pos keamanan. Pos keamanan hanya di Jila yaitu Polsek. Untuk masalah keamanan saat ini kondusif. Kami minta penerbangan berjalan,"bebernya.

Markus pun mengimbau masyarakat untuk tidak mudah mempercayai isu yang tidak benar, baik dalam bentuk video maupun informasi lainnya.

"Video itu tidak ada yang mengatakan kalau tetapkan wilayah tiga distrik itu zona merah. Mereka hanya membahas pemekaran Mimika Timur,"tegasnya.

Baca juga: Pawai Obor Paskah: Nyala Harapan di Tengah Kegelapan, Warisan Liturgi Kuno yang Terus Bersinar!

Lebih lanjut, ia mendesak pemerintah untuk segera mengaktifkan kembali penerbangan ke wilayah pegunungan.

"Karena situasi saat ini aman,"akunya.

Pasalnya, terhambatnya akses penerbangan menyebabkan masyarakat kesulitan mendapatkan pasokan logistik kebutuhan sehari-hari. 

"Stok gula, kopi, beras habis. Masyarakat hidup susah sehingga segera membuka akses penerbangan," keluhnya.

Markus juga meminta perhatian serius dari pemerintah, aparat keamanan, dan DPRK Mimika terkait masalah ini, terutama mengenai akses penerbangan.

"Lapangan terbang ada tetapi tidak ada penerbangan. Perekonomian di Jila lumpuh total,"tandasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved