Info Nabire

TERDETEKSII! HIV-AIDS: di Kabupaten Nabire Lebih dari 10 Ribu Kasus, KPA Didorong Bertindak Cepat

Hengky menekankan pentingnya peran aktif ketua RT dan RW dalam memantau status kesehatan warga baru di wilayah mereka.

Penulis: Calvin Eluis Erari | Editor: Lidya Salmah
Tribun-PapuaTengah.com/Calvin Louis Erari
HIV-AIDS- Sikapi lonjakan kasus HIV-AIDS di Nabire, Wakil Ketua III, DPR Kabupaten Nabire, Hengky Wakey meminta peran semua pihak untuk bersama-sama bersosialisasi akan bahaya penyakit ini. Foto: Tribun-PapuaTengah.com/Calvin Louis Erari 

Laporan Wartawan Tribun-PapuaTengah.com, Calvin Louis Erari

TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, NABIRE- Kabupaten Nabire mencatatkan diri sebagai wilayah dengan jumlah kasus HIV dan AIDS tertinggi di Papua Tengah.

Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua Tengah, Freny Anouw, mengungkapkan bahwa angka kasus HIV dan AIDS yang terkonfirmasi di Nabire mencapai 10.494 kasus.

Jumlah ini, kata Freny, belum termasuk individu yang belum menjalani pemeriksaan.

Menanggapi tingginya angka tersebut, Wakil Ketua III DPR Kabupaten Nabire, Hengky Wakei, menyampaikan pandangannya mengenai faktor penyebab.

Baca juga: Kasus HIV-AIDS di Papua Tengah Tembus Angka 22.000, Bekies Kogoya Prihatin dan Beri Saran Ini

Menurutnya, tingginya kasus HIV dan AIDS di Nabire bukan berasal dari lokalisasi "belok kanan" di Samabusa, Distrik Teluk Kimi.

"Beberapa waktu lalu, DPR telah melakukan hearing dengan pengelola lokalisasi 'belok kanan'. Hasilnya menunjukkan bahwa tempat tersebut memiliki manajemen yang jelas dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan mingguan maupun bulanan," jelas Hengky kepada Tribun-PapuaTengah.com, Jumat (16/5/2025).

Lebih lanjut, Hengky menduga penyebaran virus justru terjadi di luar kompleks lokalisasi, seperti di kos-kosan, home stay, dan kafe, di mana pengelolaannya dinilai tidak terstruktur dan aktivitas di luar tidak terkontrol.

Baca juga: Alarm Darurat: 22.000 Kasus HIV-AIDS Mengintai, Wagub Papua Tengah Minta Aksi Nyata Jangan Ditunda

Untuk menekan penyebaran kasus, Hengky menekankan pentingnya peran aktif ketua RT dan RW dalam memantau status kesehatan warga baru di wilayah mereka.

"Setelah pendataan, informasi tersebut perlu disampaikan kepada pemerintah untuk diambil tindakan penertiban yang tegas,"sarannya.

Selain itu, Hengky juga menyoroti perlunya tindakan tegas terhadap pengelolaan kafe dan tempat serupa agar menerapkan manajemen pemeriksaan kesehatan yang serupa dengan lokalisasi.

"Angka kasus HIV-AIDS di Nabire saat ini sangat memprihatinkan," tegasnya.

Hengky juga mendesak KPA untuk lebih proaktif dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan menertibkan tempat-tempat seperti kafe agar penyebaran virus dapat terkontrol dan Nabire terbebas dari kasus HIV-AIDS. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved