Kontak Tembak di Jayawijaya

Kontak Tembak di Walelagama Jayawijaya Picu Ketakutan Bagi Warga

Seorang warga Kampung Kulaken, yang identitasnya enggan dipublikasikan mengungkapkan kondisi mencekam ini kepada wartawan pada Rabu (11/6/2025).

Editor: Lidya Salmah
Istimewa
WARGA KETAKUTAN- Kendaraan milik TNI yang parkir di Pemukiman warga kampung kulaken Distrik Walelagama. Jayawijaya, Papua Pegunungan. Foot: istimewa 

TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, JAYAWAYIJA– Kontak tembak antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) dengan TNI dan Polri di wilayah Pugima, Distrik Walelagama, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan,  telah menyisakan trauma mendalam bagi masyarakat Kampung Kulaken.

Baca juga: Ketidakamanan Hantui Wamena: Pakar Hukum Soroti Dampak Psikologis Konflik Bagi Masyarakat

Warga diliputi ketakutan akibat patroli dan razia aparat yang intensif hingga memasuki permukiman.

Seorang warga Kampung Kulaken, yang identitasnya enggan dipublikasikan mengungkapkan kondisi mencekam ini kepada wartawan pada Rabu (11/6/2025).

"Masyarakat di sini sudah trauma setelah terjadi penembakan beberapa hari lalu," ujarnya.

Situasi tegang ini berlangsung dari malam hingga pagi hari.

Baca juga: Wamena Memanas, Dua Maskapai Ini Tarik Armadanya, Bagaimana Nasib Penerbangan di Jayawijaya?

Aparat TNI/Polri terus berpatroli, bahkan memasuki rumah-rumah warga di Kampung Kulaken untuk melakukan razia.

"Sejak pagi, drone sudah berputar di area ini. Sebagian warga melarikan diri ke hutan. Aparat juga sempat melepaskan satu tembakan setelah tiba di Kampung Kulaken," jelasnya.

Ia menambahkan, sekitar empat kendaraan militer, termasuk jenis Strada, truk Dalmas, dan mobil TNI, terlibat dalam operasi tersebut.

Kendaraan militer bahkan sempat parkir di rumah warga sipil dan melepaskan tembakan.

Baca juga: TPNPB-OPM Jadi Korban Penembakan Aparat di Wamena, Begini Kata Pembela HAM Theo Hesegem

Perwakilan pemuda setempat menilai kehadiran aparat bersenjata mengganggu aktivitas sehari-hari dan menimbulkan ketakutan di tengah warga.

"Kalau mau cari TPNPB-OPM, silakan. Tapi jangan razia ke rumah-rumah warga. Senjata harus dilawan dengan senjata, bukan dengan warga sipil yang sedang mencari makan," tegas salah seorang pemuda.

Masyarakat kini mendesak TNI-Polri untuk tidak lagi memasuki wilayah Walelagama.

"Jangan ganggu kami di sini. TNI-Polri tidak punya hak masuk ke rumah warga seperti memperlakukan kami seolah mengangkat senjata," tandasnya.

Baca juga: DPO KKB Puncak Yekis Wanimbo Ditangkap di Mimika, Pistol Revolver Buatan Pindad Disita Aparat

Penyitaan Alat Pertanian dan Perburuan Warga Dikeluhkan

Sementara itu, perwakilan pemuda Jayawijaya, Erwin Kuan, menilai operasi militer di beberapa titik, termasuk Distrik Pugima, telah mengganggu kehidupan masyarakat adat.

"Kami minta Kapolres dan Dandim buka mata dan hati. Tolong bedakan mana kampung masyarakat sipil dan mana tempat tinggal TPNPB. Jangan semua dianggap sama," ungkap Erwin melalui pesan grup WhatsApp pada Kamis (12/6/2025).

Erwin mengaku sejumlah alat pertanian dan perburuan warga, seperti parang, kapak, panah, dan tombak, disita aparat secara sepihak.

Baca juga: 1 KKB Tewas Saat Kontak Tembak di Wamena, Berikut Sejumlah Barang Bukti Diamankan Aparat

Padahal, alat-alat tersebut sangat penting untuk bertahan hidup di Lembah Baliem.

"Kalau semua itu disita seenaknya, lalu kami harus hidup dari mana?" keluhnya.

Ia menegaskan bahwa masyarakat yang terdampak bukanlah bagian dari kelompok bersenjata.

"Kami bukan penjahat. Kami bukan separatis. Kami hanya masyarakat biasa yang ingin hidup damai di tanah kami sendiri," tegas Erwin.

Menurutnya, lebih dari 80 persen warga Wamena menggantungkan hidup pada alam. "Kami bukan cari masalah, tapi kami tidak bisa diam saat hidup kami diinjak," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved