Info Yahukimo

Pengungsi Tangma Yahukimo Pulang ke Rumah: YKKMP Gaungkan Perdamaian, Tolak Konflik Bersenjata

Kepulangan ini menandai harapan baru bagi masyarakat yang telah mengungsi akibat konflik bersenjata.

Editor: Lidya Salmah
Istimewa
BAKAR BATU: Suasana haru dan penuh kelegaan mewarnai proses pemulangan pengungsi di Kampung Yeleas, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo, pada Kamis (10/7/2025). Foto: Istimewa 

TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, YAHUKIMO– Suasana haru menyelimuti Kampung Yeleas, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Para pengungsi akhirnya bisa kembali ke rumahnya, Kamis (10/7/2025) pukul 13.30 WIT. 

Kepulangan ini menandai harapan baru bagi masyarakat yang telah mengungsi akibat konflik bersenjata.

Tim dari Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (YKKMP), yang dipimpin Theo Hesegem, tiba di lokasi pengungsian di halaman Gereja Kingmi Yeriko Halihalo.

Baca juga: Operasi Tumpas KKB Yahukimo: Satgas ODC Tangkap 8 Anggota Penyerang Guru dan Nakes

Theo Hesegem secara resmi mengumumkan pemulangan para pengungsi.

"Hari ini saya atas nama tim secara resmi menyatakan para pengungsi untuk kembali ke rumah masing-masing. Dengan demikian semua bisa pulang dan melanjutkan hidup dengan damai," ujarnya.

YKKMP telah memasang baliho sebagai simbol larangan pertumpahan darah dan kontak senjata di wilayah tersebut.

"Ke depan, kami berharap tidak ada masyarakat yang menerima keberadaan kelompok bersenjata TPNPB-OPM maupun TNI di Tangma," tegas Theo Hasegem.

Baca juga: Stok Beras Bantuan di Kabupaten Kepulauan Yapen Aman, Siap Disalurkan untuk Dua Bulan!  

YKKMP juga berkomitmen mengadvokasi penarikan pasukan non-organik dari Gunung Ongolo.

Ketua Klasis Tangma dari 13 Jemaat, Pdt Yanius Hesegem, memberikan dukungan moral kepada para pengungsi.

Ia menegaskan gereja adalah benteng terakhir keselamatan.

"Jika terjadi konflik bersenjata, umat Tuhan harus berlindung di gereja. Para gembala harus menjadi pelindung dalam situasi kritis," ucapnya.

Pdt Yanius juga mengingatkan jemaat untuk menjauhi ganja demi masa depan generasi muda Papua.

"Kami sebagai gereja menolak ganja karena merusak harapan dan masa depan anak cucu kita," pesannya.

Baca juga: Hindari Konflik, Agustinus Anggaibak Sarankan Pemekaran 99 Kampung di Mimika Harus Dikaji Matang

Sementara itu, Tefen Pahabol, perwakilan Solidaritas Mahasiswa Peduli Kemanusiaan, menyatakan komitmennya mengadvokasi hak-hak masyarakat sipil.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved