Produk Lokal Mama mama Papua
MRP Papua Tengah Hadirkan 5 Sanggar Mimika Ikut Pelatihan Kewirausahaan Berbasis Komoditas Lokal
"Kalau saya biasa anyam tas. Tas-tas anyaman ini berasal dari akar serat daun pandan. Kami biasanya merajut itu butuh waktu sehari
Penulis: Feronike Rumere | Editor: Marselinus Labu Lela
Laporan Wartawan TribunPapuaTengah.com, Feronike Rumere
TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, MIMIKA- Majelis Rakyat Papua(MRP) Provinsi Papua Tengah melalui Kelompok Kerja(Pokja) Perempuan tengah libatkan lima sanggar orang Kamoro, Kabupaten Mimika, untuk ikut pelatihan Kewirausahaan berbasis komoditas lokal.
Kelima sanggar diikutsertakan dalam pelatihan tersebut yaitu, Sanggar Noma Anamo, Sanggar Imatea, Sanggar Wakia, Sanggar Bopoka, Sanggar Mbitoro.
Baca juga: MRP Papua Tengah Berupaya Pasarkan Produk Lokal Mama-mama Papua Hingga ke Mancanegara
Kegiatan pelatihan tersebut diadakan di Hotel Cenderawasih 66, Jalan Cenderawasih, Mimika, Papua Tengah, Sabtu (25/10/2025).
Anggota Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Tengah bagian Pokja Perempuan, Marsela Tomatipi menjelaskan, hari ini pihaknya mengumpulkan mama-mama untuk pelatihan kerajinan berbasis komoditas lokal.
"Sebenarnya kaitanya dengan kerajinan ini kan mama-mama mereka sudah ahli dalam kerajinannya. Kami tidak lagi latih mereka untuk rajut tetapi sebenarnya kami juga berbicara untuk bagaimana mereka memasarkan produk-produk mereka bisa dikenal di Kabupaten, Provinsi bahkan nasional hingga mancanegara," terangnya.
Harapan kedepan setelah dilakukanya kegiatan ini, mereka paham dan dapat diaplikasikan.
Baca juga: Benny Wenda Kutuk Semua Aksi Kekerasan di Tanah Papua
"Jadi kita berharap setelah mereka mengikuti kegiatan ini mereka paham bagaimana berinovasi, dan mereka siap untuk bersaing dengan usaha-usaha pengrajin lain," ujarnya.
Salah satu pengrajin dari Sanggar Mbitoro, Mama Rika Atimuri mengatakan, sanggar Mbitoro kata Mbitoro berarti ekspresi adat ukiran patung tradisi suku kamoro.
Baca juga: Awal November 2025, KM Dorolonda Masuk di Nabire: Ini Jadwalnya
Ia menjelaskan, dirinya sudah sejak lama menekuni kerajinan tangan seperti membuat tas anyaman, kalung yang terbuat dari kulit kerang, seni pahat patung, dan beberapa kerajinan tangan lokal khusus masyarakat kamoro lainnya.
"Kalau saya biasa anyam tas. Tas-tas anyaman ini berasal dari akar serat daun pandan. Kami biasanya merajut itu butuh waktu sehari tergantung ukurannya," katanya.
Baca juga: Disponsori Front One Hotel , Women Run Papua di Timika Berlangsung Meriah
Ia menjelaskan, tas anyaman tersebut biasanya tergantung ukuran sehingga mempengaruhi lama waktu yang diperlukan untuk selesai.
"Untuk harga tas anyaman itu beda-beda tergantung ukuran jadi paling kecil itu harganya dari kisaran Rp100 ribu sampe satu juta," ungkapnya.
Baca juga: Prajurit TNI Terkena Tembakan dari Anggota OPM di Sinak Dievakuasi ke Timika
Ia juga menambahkan, dirinya sudah beberapa kali telah mengikuti pelatihan diadakan dinas pariwisata di beberapa daerah diluar Papua.
Harapanya kedepan, pihaknya bersama pengrajin yang lain dapat diikutsertakan pada iven-iven lainnya agar dirinya bisa memasarkan produk-produknya sehingga dapat dikenal luas," harapnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuatengah/foto/bank/originals/mrp-papua-tegah-latih-pengrajin-lokal.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.