Info TSE Group

Kurangi Emisi Karbon, Sektor Perkebunan Kelapa Sawit Mulai Gunakan Kendaraan Listrik 

Saat ini masih dalam tahap awal, kita uji coba dengan menggunakan penggantian dari kendaraan konvensional jadi electric vehicle

Editor: Moh Choiruman
Tribun-Papua.com
KENDARAAN LISTRIK - TSE Group berkomitmen menggunakan Science Based Targets initiative (SBTi) sebagai standar untuk menetapkan target Net Zero Emissions dengan memanfaatkan kendaraan listrik di perkebunan.   

TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, MERAUKE - Penggunaan electric vehicle (EV) menjadi salah satu strategi utama dalam mengurangi dampak perubahan iklim. 

Electric vehicle cenderung lebih ramah lingkungan dibanding kendaraan berbahan bakar fosil karena tidak menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), atau partikel lain yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar.

Baca juga: Pantau Harga Sembako di Pasar Potikelek, Wakil Bupati Jayawijaya Disambut Mama-mama Papua

Penggunaan electric vehicle kini mulai diperluas untuk sektor sawit. Masuknya electric vehicle sebagai alat transportasi di perkebunan sawit merupakan langkah inovatif guna membantu mengurangi dampak lingkungan dan mendukung keberlanjutan sektor ini. 

Dalam skala besarnya, penggunaan electric vehicle adalah sebuah manuver untuk mewujudkan mimpi besar industri kelapa sawit untuk mencapai Net Zero Emissions.

“Saat ini masih dalam tahap awal, kita uji coba dengan menggunakan penggantian dari kendaraan konvensional jadi electric vehicle,” jelas Luwy Leunufna, Direktur Tunas Sawa Erma (TSE) Group dalam sebuah kesempatan.

Lebih lanjut Luwy Leunufna berharap seiring berjalannya waktu, teknologi semakin maju sehingga mimpinya sebagian besar alat yang kita pakai di perkebunan khususnya truk-truk yang dipakai itu diganti menjadi EV. 

Baca juga: Dirsiskom Basarnas Akui Tingkat Kesulitan Komunikasi di Papua Sangat Tinggi

Luwy Leunufna menambahkan, rencananya electric vehicle akan digunakan untuk menunjang akivitas perkebunan, mulai dari pengangkutan tandan buah segar hingga operasional pekerja di wilayah perkebunan.

Berdasarkan angka inventarisasi GRK (Gas Rumah Kaca) jika TSE Group memakai 2 juta liter diesel hanya untuk truk saja, maka ini sama dengan emisi kurang lebih 4.000 ton CO2e. 

Dengan kata lain, hanya dengan mengganti truk pengangkut buah yang saat ini menggunakan diesel ke kendaraan listrik, TSE Group diperkirakan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga sekitar 4.000 ton per tahun.

Baca juga: Di Balik Keluhan Petani Lagari Nabire Soal Limbah, Suara Tegas Pemilik Hak Ulayat Menggema

Komitmen untuk menurunkan emisi ini sudah dilakukan sejak tahun 2023, di mana TSE Group berkomitmen menggunakan Science Based Targets initiative (SBTi) sebagai standar untuk menetapkan target Net Zero Emissions. 

Dengan menggunakan SBTi, perusahaan akan menetapkan target emisi dengan hal-hal yang dibutuhkan untuk membatasi pemanasan global di bawah 1,5°C.

“Kita harus punya kebijakan yang kuat dan komitmen yang kuat. Komitmen yang kuat bukan soal komitmen internal saja tapi kita komunikasikan ke stakeholder yang lain,” tegasnya. 

Baca juga: YPMAK dan Pemprov Papua Barat Bersatu Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat

Oleh karena itu, lanjut dia, semua pihak akan melihat apakah kita sungguh-sungguh dan konsisten untuk menerapkan komitmen itu. 

Komitmen NDPE sudah kita umumkan dan bisa dilihat di website kami. Komitmen tersebut turunannya banyak. 

“Kami bukan hanya membuat policy, tapi juga standar-standar bahkan di tingkat operasional apa saja hal-hal yang harus kita perhatikan, kita implementasikan di seluruh bagian untuk mendukung komitmen di tahun 2050 NZE bisa terwujud di TSE,” tutup Luwy Leunufna. 

Baca juga: Fakta di Sidang MK: Bukti Transfer Gaji Ungkap Cawabup Puncak Jaya Ini Masih ASN Aktif Saat Pilkada

Halaman
12
Sumber: Tribun papua
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved