Info Nabire

Semester Pertama, ‎KPA Nabire Tercatat 330 Kasus Baru HIV/AIDS

‎“Kalau sekolah bisa menjadi filter pertama, kita bisa menahan peningkatan kasus dari usia 15 sampai 25 tahun

Tribun-PapuaTengah.com/Melkianus Dogopia
Ketua KPA Kabupaten Nabire, Gian Anjulius Nababan, saat wawancara usai kegiatan Rakor Penanggulangan HIV-AIDS dan IMS yang berlangsung selama dua hari, Rabu (29/10/2025) 

Laporan Wartawan TribunPapuaTengah.com, Melky Dogopia

‎‎TRIBUNPAPUATENGAH.COM, NABIRE- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nabire bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Nabire menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan HIV-AIDS dan IMS.

‎Rakor berlangsung selama dua hari, Rabu (29/10/2025) dan Kamis (30/10/2025), di Aula Sekertariat Daerah (Setda) Kabupaten Nabire, Papua Tengah.

Baca juga: Program Pemberdayaan Masyarakat dari Pemerintah Pusat Menyentuh Orang Papua

Ketua KPA Kabupaten Nabire, Gian Anjulius Nababan mengungkapkan adanya peningkatan signifikan jumlah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di wilayah Nabire.

‎Gian membeberkan, data semester pertama tahun 2025 tercatat sekitar 330 kasus baru dan tren peningkatan ini terus terjadi sejak tahun 2020.

‎‎“Terjadi peningkatan jumlah HIV/AIDS atau ODHA, kita per semester pertama itu ada kurang lebih 330 penambahan ODHA baru. Nah, ini kan mengkhawatirkanya, karena trennya terus bertambah dari tahun 2020 hingga 2025 ini,” ungkap Gian.

‎Kondisi ini tambah Gian, KPA Kabupaten Nabire berencana memperkuat program sosialisasi dan edukasi di lingkungan sekolah dan kelompok masyarakat.

Baca juga: Pemprov Papua Tengah Bakal Ciptakan Pendidikan Berkualitas dan Merata di 8 Kabupaten

Diharapkan, langkah ini dinilai penting untuk mencegah penyebaran HIV pada usia produktif.

‎“Kita akan melakukan sosialisasi ke sekolah dan beberapa kelompok masyarakat, supaya mereka tidak salah memahami tentang HIV/AIDS. Banyak orang masih takut melakukan pemeriksaan karena, stigma yang tidak proporsional,” tambahnya.

Baca juga: Rakor Percepatan Pembangunan Papua Tengah, Ini Kata Gubernur Meki Nawipa

Gian menegaskan dunia pendidikan memiliki peran penting dalam menahan laju penambahan kasus baru.

‎Pasalnya, sekolah seharusnya menjadi filter pertama dalam mencegah penyebaran HIV di kalangan usia produktif.

‎“PR kita sejauh ini, dunia pendidikan perannya belum kelihatan. Padahal mereka punya peran besar untuk menahan lajunya penambahan kasus.

Baca juga: Prediksi BMKG, 16 Wilayah di Kabupaten Mimika Akan Hujan Ringan

"Data menunjukkan setengah dari kasus baru di tahun 2024 berada di usia produktif, yaitu usia sekolah. Sekolah jangan ditinggalkan, mereka bisa jadi lembaga paling konsisten daljam edukasi,” tegas Gian.

‎Lebih lanjut, KPA akan melakukan kerjasama dengan pihak sekolah untuk menyusun format edukasi yang sesuai, baik melalui kurikulum maupun kegiatan ekstrakurikuler.

Baca juga: Lewat MCU, Dinkes Mimika Targetkan 10 Ribu Warga Ikut Pemeriksaan Kesehatan Gratis

‎“Kalau sekolah bisa menjadi filter pertama, kita bisa menahan peningkatan kasus dari usia 15 sampai 25 tahun. Kalau separuh saja bisa kita tahan, penambahannya akan jauh berkurang,” lanjutnya.

‎Gian menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Nabire.

Baca juga: Lewat MCU, Dinkes Mimika Targetkan 10 Ribu Warga Ikut Pemeriksaan Kesehatan Gratis

‎“Menahan laju pertumbuhan ODHA ini tidak bisa dikerjakan satu pihak saja. Harus bersama-sama, ada KPA, pemerintah, badan usaha, mitra, dan berbagai pihak lain."

"Kami akan terus menjalankan fungsi kami untuk memberikan pencerahan dan menghapus stigma yang masih menjadi penghambat utama,” tutupnya penuh harap. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved