HIV dan AIDS di Papua Tengah

Tekan Angka Kasus HIV/AIDS di Nabire, Kolaborasi Bersama Jadi Kunci Utama

Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua Tengah menunjukkan angka tersebut terus meningkat tanpa tren penurunan.

Penulis: Calvin Eluis Erari | Editor: Lidya Salmah
Tribun-PapuaTengah.com/Calvin Louis Erari
KOLABORASI- Kasus HIV/AIDS di Nabire, Papua Tengah, tembus 10.824 kasus, Anggota DPR Papua Tengah, Stella Misiro mengatakan, perlu ada langkah strategis yang dilakukan untuk menekan kasus yang ada. Foto: Tribun-PapuaTengah.com/Calvin Louis Erari 
Ringkasan Berita:
  • Kabupaten Nabire mencatat rekor mengkhawatirkan dengan 10.824 kasus HIV/AIDS terkonfirmasi, tertinggi di Papua Tengah
  • Anggota DPRP Stella Misiro mengaitkan lonjakan kasus dengan maraknya peredaran minuman keras dan mendesak kolaborasi intensif antara KPA, Dinas Kesehatan, Sosial, dan Pendidikan untuk sosialisasi masif guna menekan angka yang terus meningkat.
  • Program pencegahan harus menyasar langsung ke tengah masyarakat secara masif.

Laporan Wartawan TribunPapuaTengah.com, Calvin Louis Erari

TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, NABIRE- Kabupaten Nabire mencatat 10.824 kasus HIV dan AIDS terkonfirmasi dan menjadi daerah dengan angka tertinggi di Papua Tengah.

Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua Tengah menunjukkan angka tersebut terus meningkat tanpa tren penurunan.

Baca juga: MRP Papua Tengah Sikapi Tingginya Kasus HIV/AIDS di Nabire dan Mimika

Anggota DPRP Papua Tengah Stella Misiro menilai tingginya kasus HIV dan AIDS di Nabire berkaitan erat dengan peredaran minuman keras.

"Beberapa waktu lalu kami di DPR didatangi masyarakat terkait masalah peredaran miras, menurut saya hal ini memiliki dampak signifikan terhadap kasus HIV dan AIDS saat ini," ujar Stella kepada TribunPapuaTengah.com, di Nabire, Papua Tengah, Jumat (7/11/2025).

Baca juga: Alarm Bahaya HIV/AIDS di Papua Tengah: Bekies Kogoya Sarankan THM Ditutup, dan Larangan Jual Miras

Stella menyarankan perlunya peningkatan strategi penanggulangan melalui kolaborasi berbagai pihak.

Tak hanya itu, KPA kabupaten, provinsi, serta organisasi perangkat daerah terkait seperti Dinas Sosial, Kesehatan, dan Pendidikan perlu mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat.

"Program pencegahan juga harus menyasar langsung ke tengah masyarakat secara masif," beber Stella.

Baca juga: Tidak Ada KPA di Mimika, Johannes Rettob: Pengurusnya Dibubarkan Karena Kasus Semakin Kecil

Stella juga mengajak generasi muda menjaga diri dari perilaku berisiko.

"Jauhkan diri dari hal-hal negatif agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan," pesannya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved