Konflik Pecah di Nabire

Konflik Pecah di Nabire, Seorang Pemuda Tewas Diduga Ditembak Oknum Polisi!

"Ia ditembak saat berlari ke arah Sungai Nabire, di Karang Barat," tutur Dimibeu Goo kepada awak Tribun-PapuaTengah.com, Kamis sore.

Editor: Lidya Salmah
Istimewa
KONFLIK PECAH DI NABIRE- Suasan konflik pecah di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, Kamis (26/6/2025). Foto: Istimewa 

Laporan Jurnalis Tribun-Papua.com, Yohanes Ukago

TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, NABIRE- Konflik pecah antara warga versus aparat kepolisian di Pasar Karang, Kabupaten Nabire, Papua Tengah, pada Kamis (26/6/2025) pagi.

Berdasarkan informasi, insiden ini menyebabkan seorang pemuda bernama Yulianus Kegie (23) meninggal dunia, diduga akibat terkena peluru timah dari senjata api laras panjang milik oknum anggota Polisi.

Baca juga: Karantina Papua Tengah Musnahkan 60 Kilo Daging Babi dan 7 Kilo Jeruk Tanpa Dokumen

Kronologi Kerusuhan dan Kematian Yulianus Kegie

Dimibeu Goo (25), salah satu pemuda yang ikut melarikan diri dari kerusuhan, menyebut bahwa Yulianus Kegie tewas akibat diduga serangan oknum angota Polres Nabire.

"Ia ditembak saat berlari ke arah Sungai Nabire, di Karang Barat," tutur Dimibeu Goo kepada awak Tribun-PapuaTengah.com, Kamis sore.

Baca juga: Rencana Pemekaran DOB Mimika Bakal Ditolak Jika Masyarakat Adat Tidak Dilibatkan

Dimibeu Goo memastikan bahwa peluru laras panjang mengenai bagian belakang kepala Yulianus Kegie.

Ia menjelaskan, konflik ini bermula ketika beberapa anggota polisi menangkap dua pemuda Pasar Karang bernama Sepi K dan M Dogomo.

"Saat itu keduanya sedang duduk bersama belasan pemuda lainnya di tempat jualan pinang, tepat samping kiri pintu masuk utama bagian utara pasar,"ucapnya.

Baca juga: BNNP Papua Bakar Ribuan Biji Ganja: Dua Tersangka yang Dihadirkan Hanya Bisa Melongo

Sementara itu, Vincent Pigai, yang saat itu berada di area parkir mobil lintas tujuan Deiyai, mengaku tidak mengetahui alasan penangkapan tersebut.

Namun, ia menyaksikan pemuda-pemuda lain berlarian masuk ke dalam pasar untuk menghindari penangkapan lanjutan.

"Mungkin ditangkap karena mereka duduk (konsumsi) miras atau karena apa, itu saya juga tidak mengetahui. Tetapi karena dua orang ditangkap itu polisi kejar pemuda lain yang lari ke arah dalam (pasar,red)," bebernya.

Di dalam pasar, lanjut Vincent Pigai, polisi menembakkan gas air mata secara tidak beraturan. 

Baca juga: Tokoh Adat Papua Sanjung Kinerja Polri Jelang HUT Bhayangkara ke-79, Serukan Kedamaian Jelang PSU

Akibatnya, para pedagang dan pengunjung pasar berlarian meninggalkan dagangan mereka untuk menghindari asap gas air mata.

Martina Pigome, seorang penjual sayur di bagian dalam pasar, mengaku ikut berlari meninggalkan dagangannya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved