PT Freeport Indonesia
Freeport Apresiasi Generasi Muda Suku Amungme Kamoro Raih Gelar Dokter
"Freeport Indonesia melalui program beasiswa turut bangga dapat menjadi bagian dari langkah besar anak-anak Papua terus berprestasi
“Saya bangga karena salah satu anak Papua bisa mewakili bidang geologi di tingkat nasional,” kata Thalia.
Momen kedua yang sangat berarti terjadi ketika ia sudah menjadi mahasiswa kedokteran, yaitu saat seorang pasien kembali khusus untuk mengucapkan terima kasih kepadanya.
“Sesederhana itu, tetapi sangat membanggakan. Saya merasa benar-benar bermanfaat,” katanya.
Thalia, dokter yang baru saja menyelesaikan studinya 4 November 2025 ini mengaku
keinginannya untuk menjadi dokter begitu kuat karena sebagian masyarakat masih sulit
mengakses layanan kesehatan.
Baca juga: Evaluasi Kegagalan Otsus Papua, Henes Sondegau: Harus Koreksi Total
Dengan adanya beasiswa PTFI, jalannya menuju cita-cita menjadi terbuka.
“Beasiswa yang saya dapatkan ini sangat berpengaruh dan bisa menjadi pintu bagi semua generasi muda Papua untuk meraih mimpi yang lebih besar. Saya memilih menjadi dokter karena saya adalah anak yang tahu persis bagaimana susahnya layanan akses kesehatan di Papua.
Saya ingin menjadi solusi dari masalah ini,” kata Thalia.
Dua dokter lainnya yang juga penerima manfaat beasiswa Freeport melalui YPMAK yakni dr. Christanto Beanal menyelesaikan studi kedokteran di Unika Atmajaya.
Ia kini tengah menempuh pendidikan S2 Manajemen Rumah Sakit di Universitas Pelita Harapan (UPH), Tangerang, Banten.
Baca juga: Program RANGKAI Diluncurkan di Biak Numfor untuk Tekan Angka Kekerasan dan Perkawinan Anak
Christanto merupakan penerima beasiswa YPMAK sejak kuliah S1 Kedokteran hingga melanjutkan pendidikannya di jenjang S2.
Ia menekankan bahwa dukungan beasiswa yang diterimanya tidak hanya berbentuk finansial, tetapi juga dukungan moral, emosional, dan psikologis.
“YPMAK menyediakan support system yang sangat berarti. Kami bisa berkonsultasi dengan kakak-kakak pembina, bukan hanya soal administrasi, tetapi juga untuk dukungan psikis dan emosional,” katanya.
Menurut Christanto, salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan kedokteran bukan hanya
materi akademik, tetapi juga kebutuhan akan support system yang kuat.
Baca juga: Geruduk Kantor DPRD Mimika Saat Hari Otsus, Ini Tuntutan Mama-mama Papua dan Mahasiswa
“Struggling di pendidikan kedokteran itu bukan cuma soal belajar, tapi tentang punya teman-teman sebaya yang mengerti perjuangannya. Kami saling mendukung, saling menguatkan,” ujarnya.
Selain itu, dr. Sephia Jangkup yang lulus pada awal tahun 2025 dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta.
Sephia menerima beasiswa PTFI melalui YPMAK sejak masih duduk di bangku SMP hingga berhasil meraih gelar dokter.
Baca juga: Pelaku Utama Kasus Pembacokan di KPR Siriwini Nabire Ditangkap Polisi, Ini Kronologisnya
TribunPapuaTengah.com
Provinsi Papua Tengah
Kabupaten Mimika
PT Freeport Indonesia (PTFI)
PTFI
Tony Wenas
Claus Wamafma
kedokteran
YPMAK
dr Aprilda Yulifa Thalia Thomas Karupukaro
Ketua Pengurus YPMAK Leonardus Tumuka
dr Christanto Beanal
dr Sephia Jangkup
| PTFI Serahkan Dapur Mandiri dan Konsentrator Oksigen untuk Rumah Sakit Waa Banti |
|
|---|
| PT Freeport Indonesia Dorong Peningkatan Kesejahteraan Pekerja dan Keluarga OAP |
|
|---|
| Turunkan Angka Stunting, Freeport Indonesia dan Pemkab Nabire Jalin Kemitraan Strategis |
|
|---|
| Tingkatkan Pengamanan, PT Freeport Indonesia dan Polda Papua Resmi Tandatangani Kerjasama |
|
|---|
| Dukung Pendidikan di Tanah Papua, PTFI Serahkan Bantuan Pendidikan untuk YPK GKI |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papuatengah/foto/bank/originals/3-dokter-penerima-peserta-beasiswa-ypmak.jpg)