Kabupaten Mimika

Cegah Stunting di Mimika, Emanuel Kemong: Jangan Hanya Teori Tetapi Perkuat Posyandu dan Peran OPD

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya belum bisa menangani seluruh kasus secara menyeluruh. Namun, ia berharap pada tahun 2026

|
Tribun-PapuaTengah.com/Feronike
WAWANCARA- Wakil Bupati Mimika Emanuel Kemong, saat diwawancarai di Hotel Horison Ultima, Jalan Hasanudin, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Kamis (20/11/2025). 

Laporan Wartawan TribunPapuaTengah.com, Feronike Rumere

TRIBUN-PAPUATENGAH.COM, MIMIKA– Wakil Bupati Mimika Emanuel Kemong mengemukakan penanganan stunting di Kabupaten Mimika selama ini lebih banyak dibahas pada tataran teori sementara sejumlah wilayah masih belum tersentuh intervensi maksimal.

Ia mengatakan, salah satu daerah dengan kasus stunting yang cukup tinggi menurut data puskesmas adalah Kwamki Narama, di mana 101 anak mengalami kekurangan gizi kronis.

Baca juga: Pemkab Mimika Optimalkan Aksi Konvergensi Untuk Evaluasi Program Stunting

Data tersebut terungkap ketika Distrik Kwamki Narama menggelar kegiatan pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga tingkat kecamatan dan kelurahan (rembuk stunting) tahun anggaran 2025, pada Rabu (19/11/2025) lalu. 

“Daerah-daerah belum diintervensi dan bermasalah seperti Kwamki Narama ada lebih dari 100 anak mengalami stunting dan ini membutuhkan kerja sama lintas sektor,” ujarnya.

Emanuel menegaskan perlunya penanganan segera untuk mengatasi masalah kesehatan anak di wilayah tersebut.

“Apakah dia gizi buruk atau stunting, itu bukan soal. Kalau ada masalah kesehatan anak, harus segera ditangani. Saya sudah sampaikan kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Mimika dan Dinkes untuk menjadi PIC bersama Kepala Distrik Kwamki Narama dalam menangani hal ini,” katanya.

Baca juga: Godok Raperda PPA, DPR Papua Tengah Tekankan Reformasi Adat Demi Perlindungan Perempuan dan Anak

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya belum bisa menangani seluruh kasus secara menyeluruh. Namun, ia berharap pada tahun 2026 upaya penanggulangan stunting di Mimika dapat dilakukan secara lebih baik dan terstruktur.

“Antar lintas OPD bersama pemangku kepentingan di luar OPD harus berkolaborasi. Kita juga akan meningkatkan fungsi posyandu karena itu bagian terpenting yang langsung bersentuhan dengan ibu dan anak. Kita akan perkuat posyandu bersama lintas OPD lainnya,” tegasnya.

Baca juga: Efek Biaya Angkut Udara yang Mahal, Harga Beras Premium di Intan Jaya Tembus Rp50 Ribu Per Kilo! 

Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan yang digelar DP3AP2KB Mimika, pada kegiatan 
Penilaian Hasil Monitoring Evaluasi Dalam Rangka Pelaksanaan Aksi Konvergensi untuk Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Mimika Tahun Anggaran 2025. (*) 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved